Search

TEORI PERTUMBUHAN ORGANISASI NEOKLASIK TRADISIONAL



     Konsep-konsep tentang organisasi berkembang mulai tahun 1800-an , sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau disebut juga teori tradisional .
Teori klasik telah ada ribuan tahun yang lalu ,dalam dalam kerajaan Mesir , China dan kekaisaran Romawi . Gereja Katolik Roma telah mempergunakan teori klasik hampir dua ribu tahun lamanya .
      Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi , dan tugas-tugasnya terspesialisasi .
Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” struktual yang kaku ,bukan kreativitas .
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran :
-        birokrasi
-        teori administrasi
-        manajemen ilmiah
ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama ,  mempunyai efek yang sama dalam praktek ,dan semuanya dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok penulis.
      Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi , teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalamn praktek manajemen .
Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai stuktur hubungan , kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama .




TEORI BIROKRASI
     Kata birokrasi berasal dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut . Organisasi itu legal karena wewenangnya berasal dari seperangkat atuan . Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk oragnisasi yang paling efisien . Weber berpendapat bahwa masyarakat perlu membentuk organisasi “baru” yang lain dari organisasi tradisional . Model organisasi “baru” ini (birokratik) mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu .
    Menurut Weber , model birokratik dapat digunakan secara efektif. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokratik sebagai berikut :
·        Pembagian kerja yang jelas
·        Hirarki wewenang yang dirumuskan secaa baik
·        Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
·        Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
·        Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
·      Hubungan-hubunagn antara pribadi yang bersifat “impersonal” Ada pemisah antara masalah-masalah pribadi dengan persoalan-persoalan resmi (formal) organisasi .
Jadi , birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur dalam organisasi .

TEORI ADMINISTRASI

     Teori administrasi adalah bagian kedua dari teorisasi organisasi klasik. Berkembang sejak tahun 1900.
Henri fayol (1841-1952) , seorang industrialis dari Perancis , pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi.
Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok :
1.      kegiatan-kegiatan teknikal (produksi , manufacturing , adaptasi)
2.      kegiatan-kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
3.      kegiatan-kegiatan finansial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal)
4.      kegiatan-kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi)
5.      kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi-laba, statistik)
6.      kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan)
   Fayol mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi .Pinsip-prinsip dari Fayol tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
·        Pembagian kerja (division of work)
·        Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
·        Disiplin (discipline)
·        Kesatuan perintah (unity of command)
·        Kesatuan pengarahan (unity direction)
·        Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordinationof individual interests to general interests)
·        Balas jasa (remuniretion of personnel)
·        Sentralisasi (centralization)
·        Rantai skalar (scalar chain)
·        Aturan (order)
·        Keadilan (equity)
·        Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
·        Inisiatif (initiative)
·        Semangat korps (esprit de crops)
Fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen” manajemen – perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoodinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling).
   Di Amerika Serikat , James D. Mooney dan Allen Reilly dalam 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry .di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika . Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :
·        Prinsip Koordinasi
·        Prinsip skalar
·        Prinsip Fungsional
MANAJEMEN ILMIAH
     Bagian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah (Scientific Management). Manajemen ilmiah yang dikembangkan mulai sekitar tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Dalam buku-buku literatur , manajemen ilmiah diartikan :
1.      manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
2.      Manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik - “a
bag of tricks” - untuk  meningkatkan efisien kerja organisasi.
Secara ringkas ,Taylor telah mengidentifikasikan karakteristik-karakteristik manajemen ilmiah :
-        science, not rule of thumb
-        harmony, no discord
-        cooperation, not individualism
-        maximum output, in place of rentricted output
-        the development of each man to his greatest efficiency and prosperity

TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL

    Teori organisasi klasik menguraikan anatomi organisasi formal. Setiap buku manajemen selalu diawali dengan penjelasan tentang para penulis tersebut dan lain-lainnya, yang menjadi pelopor perkembangan teori organisasi formal .
Definisi Organisasi Formal
Unsur – unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam literatur-literatur manajemen adalah :
1.      Sistem kegiatan yang terkoordinasi
2.      Kelompok Orang
3.      Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan.

Dasar-dasar Organisasi menurut teori klasik
     Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. KEKUASAAN – hal ini bisa disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi. ( dewan direktur dalam perusahaan, para staf komandan dalam militer )
2. SALING MELAYANI – organisasi timbul karena masyarakat merasakan manfaat positif dari adanya organisasi tersebut.
3.  DOKTRIN – hal ini merupakan umusan tujuan organisasi.
4. DISIPLIN – disiplin ini sangat diperlukan agar organisasi dapat diarahkan ,dapat dipercaya, dan mendapat dukungan dari orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya.

Tiang dasar teoi organisasi formal
· Pembagian kerja ( spesialisasi ) :bahwa dengan mengembangkan pekerjaaan-pekerjaan teknis organisasi akan dicapai perbaikan hasil kerja .
· Proses skalar dan fungsional : Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses fungsional adalah cara organisasi untuk berkembang horizontal.
· Struktur : Struktur adalah hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi. Teori organisasi klasik menyatakan bahwa organisasi dua struktur dasar : lini dan staf. Organisasi lini adalah berkaitan dengan rantai perintah utama yang dikembangkan langsung dari fungsi-fungsi organisasi – produksi keuangan – dan distribusi barang atau jasa (fungsi operasional). Organisasi staf berlaku sebagai penasehat dan berfungsi sebagai penyedia fasilitas untuk lini.
· Rentang kendali : konsep rentang kendali berhubungan dengan berapa banyak seorang atasan dapat “mengendalikan” bawahan secara efektif. Para penulis klasik menyatakan bahwa perlu untuk membatasi rentang kendali para manajer, karena tidaklah mungkin seorang manajer melaksanakan banyak fungsi dan mencurahkan dirinya secara sama bagi tiap-tiap fungsi.

TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
    Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik . Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Teori neoklasik mendefinisikan suatu organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.

PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK
    Teori neoklasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik. Pendekatan neoklasikmencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya pada organisasi formal.
Teori neoklasik mengemukakan perlunya :
1. Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan
2. Perluasan kerja (job enlargement)
3. Management bottom-up . Teknik ini memperkenankan para junior untuk melihat perusahaan dari pandangan manajer puncak dan bertindak bukan sebagai spesialis satu kegiatan.

·        Proses – proses Saklar dan Fungsional
Menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Pendelegasian adalah bahwa kapasitas (kemampuan)individu sama dengan wewenang (memerintah dan menugaskan) fungsinya.
                       Kasus 1 . kapasitas lebih besar daripada wewenang, Pemecahan yang jelas
                        adalah mempromosikan atau memindahkan pada fungsi yang lebih sepadan
                        dengan kemampuannya .
                        Kasus 2 . kapasitas lebih kecil daripada wewenang. Ada beberapa alternatif dalam
                        memecahkan kasus ini, termasuk demosi, atau pemecatan dalam keadaan ekstrim.
                        Dapat juga dilakukan peningkatan kapasitas individu melalui pendidikan dan
                        latihan (trainning)
            jadi , kita dapat menympulkan bahwa teori klasik menganggap bahwa wewenang cenderung sama dengan kapasitas orang yang ditujukan oleh fungsi-fungsi dalam organisasi.


·        Stuktur organisasi
Teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (fricstion) internal diantara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah :
1. Perbedaan tugas antara orang lini dan staff
2. Perbedaan umur dan pendidikan
3. Perbedaan sikap
neoklasik memberikan usulan rumusan yang akan membuat struktur menjadi hamonis , yaitu partisipasi , manajemen bottom-up, panitia bersama, penghargaan akan martabat manusia, dewan direktur junior diberi kesempatan dan komunikasi yang lebih baik lagi .

PANDANGAN NEOKLASIK TERHADAP ORGANISASI
            Titik tekanan teori neoklasik adalah pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok kerja. Organisasi informal adalah kelompok-kelompok ilmiah yang terbentuk sebagai hasil interaksi di antara para karyawan dalam situasi kerja mereka. Organisasi formal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan sosial manusia – kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain .

Faktor – faktor yang dapat menetukan munculnya organisasi informal , antara lain :
1.      Lokasi
2.      Jenis Pekerjaan
3.      Minat (interest)
4.      Masalah – masalah khusus
      
     Bekerja dengan organisasi informal ini berarti tidak mengabaikan keberadaannya, mendengarkan pendapat kelompok yang disuarakan oleh pemimpin mereka, melibatkan partisipasi kelompok dalam pengambilan keputusan , dan mengendalikan komunikasi informal dengan menyebarkan informasi yang lebih cepat dan tepat .


TEORI ORGANISASI MODERN

      Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dan manajemen adalah teori mmodern, disebut juga analisa sistem pada organisasi .Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus – bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya – menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya . Organisasi dan lingkungannya adalah saling tergantung , masing-masing tergantung pada yang lain sebagai sumber. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan .

DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANISASI MODERN
   
         Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang mendasar berbeda dengan teori klasik :
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi . Melalui analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
2.  Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal .

Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem . Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori organisasi modern lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
   
        Teori organisasi klasik menggunakan pendekatan struktural dan sistem dibuat tertutup . Teori modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka , dengan dasar analisa konsepsual , dan didasarkan pada data empiris , serta sifatnya sintesa dan integratif .
Organisasi terdiri dari antar hubungan bagian-bagian dalam suatu sistem .

 Organisasi terdiri atas 3 unsur :
1.       unsur-unsur yang bersifat makro
2.       unsur proses yang juga bersifat makro .
3.       unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro .

TEORI SISTEM UMUM
     Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan . kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal . Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal.
Tingkatan sistem yang harus diintegrasikan :
1. struktur statik
2. sistem dinamik sederhana
3. sistem sibernetik
4. sistem terbuka
5. sistem genetika sosial
6. sistem hewani
7. sistem manusiaswi
8. sistem sosial
9. sistem transedental

teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai suatu yang terintegrasi. perbedaannya hanya terletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasanya. teori organisasi modern dan teori sitem umum mempelajari :
1. Bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan diluar sistem.
2. interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem
3. interaksi antara individu-individu dalam sistem 
4. masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.






Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
            Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
            Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.

            Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
1.    Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
2.    Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
3.    Organisasi informal.
4.    Struktur status dan peranan.
5.    Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.

Proses-proses hubungan dalam system.
            Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
1.      komunikasi ,
2.      berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
3.      pengambilan keputusan.
             



Tujuan-tujuan organisasi
            Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.

         
 Pendekatan - Pendekatan Manajemen

Pendekatan Proses
            Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan wewenang dan tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.

Pendekatan Keperilakuan
            Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.

Pendekatan Kuantitaif
            Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
            Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.

Pendekatan Sistem
            Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai 
masukan yang menghasilkan keluaran

Pendekatan Contingency (Situasional)
            Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.


0 comments:

Post a Comment